I’m just sad

Januari 18, 2009 pukul 12:32 pm | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Aku Hanya Sedih

ratusan kali takdir tulis namaku bagai pecundang

dan aku hadir seperti keinginannya

entah mengapa kuterima naskah sang takdir

aku hanya lelah

terima kata menyedihkan itu

aku berjalan karena itu memang jalanku

aku hanya terluka

kupikir ku t’lah biasa terluka

aku tak takut terluka karena ia adalah temanku

namun,

tetap saja luka tinggalkan sakit

jangan khawatir,

aku hanya sedih

About Liars

Desember 9, 2008 pukul 6:31 am | Ditulis dalam positive thingking | Tinggalkan komentar

Ga da manusia yang sempurna di bumi ini, terkecuali Rasulullah saw. Dengan kata lain, setiap manusia pasti punya khilaf atau salah. Tapi ada juga orang yang hobi ngulangin salahnya, misalnya dalam hal berbohong. Klo udah jadi kebiasaan, susah banget ngilanginnya. Sebel banget memang klo aku harus ngehadapin yang namanya pembohong. Bawaannya kesal mulu! Nah, daripada aku ngomel-ngomel, lebih baik aku coba berpikiran positif pada para pembohong itu. Toh, klo aku berpikiran negatif ga ada hasilnya juga, malah nambah sakit hati. Bagi yang sering dibo’ongin seperti aku, yuk kita berpikiran positif pada para pembohong yang udah ngebo’ongin kita!

Kita anggap aja para pembohong itu,

Ø Pemberani

Benar lho! Para pembohong itu adalah para pemberani. Gimana bisa dibilang ga berani, mereka udah ngambil keputusan untuk melanggar perjanjian. Hanya para pemberani yang ngambil risiko dimarahin ama orang lain yang terlibat dalam perjanjian.

Ø Cool

Pernah baca komik, nonton film ato apapun? Nah, klo di komik ato film, yang namanya orang cool ato keren itu pasti ngomongnya miskin ekspresi. Nah para pembohong itu pun cool lho! Buktinya mereka ngucapin kata ‘maaf’ tanpa ekspresi. Kata itu cuma sekedar numpang keluar dari mulut. Tapi, paling ga, mereka cool. Bisa jadi aktris atau aktor lho!

Ø Kreatif

Yang namanya pembohong pasti jago dong bikin alasan. Nah, klo mereka udah sering ngebo’ongin kita, pasti alasannya berubah-ubah setiap kali bo’ongin kita untuk hal yang sama. Seru lho, dengerin alasan-alasan ga mutu yang keluar dari mulut mereka!

Ø Bertanggung jawab

Buktinya mereka mau ngakui salah mereka, tapi tetep dengan alasan yang ga jujur. Namanya juga pembohong, pasti bo’ong, klo jujur sih bukan pembohong namanya!

Jadi, jangan salah, pembohong itu punya sisi yang positif juga lho! Selain sebagai penguji kesabaran kita juga sebagai orang yang bisa bikin kita ketawa klo kita dengerin alasan-alasan ga mutu yang keluar dari bibir mereka. Positive thingking aja deh! ^_^

Manga & Anime Favorit Ina

Desember 9, 2008 pukul 6:23 am | Ditulis dalam Ina's behave | Tinggalkan komentar

Aku suka banget baca komik, nonton anime, ngegambar, dan menulis.

Bicara komik, banyak banget komik yang kusuka. Yang paling favorit sih One Piece, Detektif Conan , dan Wild Life (Shonen Star). Klo anime aku suka ama Death Note dan Bleach. Kayaknya komik buat cowok semua ya? Hehehehe . . .!

Aku ga punya alasan khusus untuk suka atau tidak pada suatu komik atau anime. Bagiku yang penting menarik.

opan431

Aku suka banget ama One Piece karena aku suka karakter-karakternya sekaligus jalan ceritanya yang heboh banget tapi penuh makna. Sebenarnya sudah sejak SD aku suka nonton animenya tapi baru waktu SMA keranjingan banget. Aku benar-benar dibuat terkesan ama alur ceritanya yang menyedihkan sekaligus penuh semangat. Yang tak habis kumengerti adalah bagaimana bisa persahabatan seperti itu ada? Bukannya aku negative thingking, tapi aku belum pernah punya teman seluarbiasa kru topi jerami itu. Jadi iri nih.

Klo Detektif Conan sih emang mulai SD aku suka banget.

Untuk Wild Life aku suka banget sejak SMP karena emang baru awal tahun 2005 baru terbit. Itu juga gara-gara tergabung ama Shonen Star. Niatnya beli shonen star itu Cuma buat baca detektif Conan, tapi ternyata banyak juga komik yang seru lainnya, salah satunya Wild Life ini. Menurutku ceritanya kocak banget. Ditambah lagi di sini ada karakter kesayanganku, yaitu dokter Tsukasa Ryoto. Aku suka karena ryoto itu misterius, jahat, tapi cakep. Ehehehehe . . . ^_^. Pokoknya kalau baca wildlife pasti ketawa deh! >_<

Aku suka Bleach setelah nonton animenya di salah satu stasiun televisi. Ternyata keren banget, jadinya suka deh!

Yang terakhir yaitu Death Note. Sekarang aku lagi suka banget ama Death Note. Aku sih belum pernah baca komiknya, Cuma liat anime ama filmnya aja. Pasti kaya banget tuh si pengarang Death Note! Karyanya dibuat komik, lalu dibikin anime, lalu filmnya. Keren banget deh! Aku suka ama ini anime karena tokoh-tokohnya punya karakter yang kuat. Mungkin itu yang bikin cerita ini makin terasa kerennya. Aku dibuat bingung antara mau dukung Kira atau L. Keduanya sama-sama keren sih!

death_note_seal_mousepad

Da Antu

Desember 5, 2008 pukul 1:00 pm | Ditulis dalam cerpen | 1 Komentar

Ngomong-ngomong aku hobi membaca, menggambar, dan menulis. Nah, kali ini aku mau nunjukkin salah satu hobiku, yaitu nulis. Kali ini aku menulis sebuah cerpen yang diangkat dari pengalamanku sendiri ke dalam sebuah cerpen. Silakan membaca ya?! N jangan lupa kasih komentar ke aku! Makasih ^_^

Da Antu

Seberkas cahaya dari celah pintu yang dibuka ayahku menerangi kamarku yang gelap.

“Ayo bangun, ada tamu yang mau menginap!”, perintah ayahku seraya membiarkan pintu kamarku terbuka.

Membangunkanku dengan paksa sama saja seperti membangkitkan monster jahat yang sedang tidur. Aku tak bisa memberi toleransi pada siapa pun yang berani mengusik tidurku, apalagi ini sudah hampir jam 11 malam. Itu adalah kesalahan pertama. Kesalahan keduanya adalah membiarkan pintu kamarku terbuka. Aku benci kalau pintu kamarku dibiarkan terbuka karena itu sangat menggangguku. Kesalahan terakhir sekaligus yang paling fatal adalah menyuruhku pindah ke kamar sebelah untuk tidur. Betapa marahnya aku.

Sungguh gampang roda nasib berputar. Beberapa menit yang lalu aku masih tidur dengan tentram di kamarku. Namun sekarang aku sudah berbaring dilantai yang dilapisi dengan kasur tipis yang sangat jauh berbeda empuknya dengan ranjangku. Bisa dibilang aku digusur dari singgasanaku sendiri kemudian mengungsi ke kamar orang tuaku. Bayangkan, remaja usia 17 tahun sekamar dengan orang tuanya! Sungguh jauh dari kata nyaman.

Hanya keluarga yang berani datang selarut ini hanya untuk menginap. Tanpa senyum sedikit pun aku melewati omku, tanteku, dan keponakanku menuju kamar mandi saat wajahku semakin merah padam. Daripada mengumpat tak ada habisnya sambil kepanasan di kamar orangtuaku lantaran ayahku mematikan kipas angin karena kedinginan, lebih baik aku nonton DVD yang belum kutonton sampai tamat.

Sekali lagi, tanpa senyum aku melewati ibuku yang sedang asyik ngobrol dengan om dan tanteku di ruang tamu. Sedangkan keponakan kecilku, I’am, sedang asyik bermain motor-motoran. Aku berjalan menuju komputer yang berada di pojok ruang tamu kemudian menyalakannya. Kuakui, ibuku adalah wanita yang luar biasa. Beliau dengan alasan yang mengagumkan menjelaskan tingkahku malam ini, padahal beliaulah yang paling tahu betapa marahnya aku. Aku dikesankan menjadi anak gadis baik yang kebetulan ingin menonton DVD larut malam seperti ini.

Tanpa basa basi aku mengambil DVD anime Death Note yang memang belum selesai kutonton kemudian memasukkannya ke dalam komputer.

Aku mulai mengambil posisi yang enak untuk nonton anime ini. Bocah kecil yang tidak bisa menyebutkan kata dengan sempurna itu mendekatiku. Ia memerhatikanku dan apa yang sedang kutonton. Ia diam sejenak. Tidak lama kemudian, ia berucap. Entah apa yang ia ucapkan. Aku mencoba mencerna perkataan keponakan kecilku itu, tapi nihil. Setelah omku mentranslate bahasa bocah kecilnya, baru aku paham. I’am tidak ingin nonton anime yang sedang kutonton, tetapi ia ingin nonton Naruto.

Sayang sekali, aku tidak punya DVD anime Naruto. Entah antivirus macam apa yang masuk dalam tubuhku sehingga aku mau berbaik hati pada bocah kecil ini. Tapi, kurasa antivirus ini tidak akan bertahan lama.

Aku terpaksa mengganti Death Note dengan Bleach. Kupikir keponakan kecilku itu tidak akan banyak protes. Tapi aku salah. Ternyata ia adalah fans berat Naruto. Ia bisa membedakan mana Naruto dan mana yang bukan. Aku kalah di pertarungan pertama.

Antivirus yang berada di dalam tubuhku sekarang ini memang mungkin mampu mengatasi virus ketidaksukaanku terhadap anak-anak, tapi tak kan tahan terhadap virus baru yang mulai menyerang.

Sejak awal aku menampakkan diri, omku itu mengajakku bicara tentang internet. Tentu saja kujawab sekenanya karena aku memang tak terlalu paham tentang internet. Ditambah lagi aku merasa agak sedikit terganggu karena aku tidak bisa fokus nonton DVD. Di sisi lain si I’am makin rewel saja minta Naruto.

Untuk menghadapi I’am yang mulai rewel, omku itu mulai mendekati komputer.

“Na, coba carikan Naruto di internet dong!”, kata omku seraya merebut tahtaku yang nyaman di depan komputer.

Uups, aku lupa kalau tadi aku meminjam modem milik kakakku untuk bisa menggunakan internet. Makanya, modem itu dibiarkan tergeletak tanpa daya di depan komputer. Karena modem itu sedang tidak ada kerjaan, makanya omku berinisiatif mempekerjakannya untuk mencari Naruto.

Oke, komputer sudah terhubung dengan internet. Karena omku itu terbiasa menginternet menggunkan laptop, makanya agak sedikit janggal menginternet dengan komputer. Ditambah lagi, beliau memang tidak terbiasa menginternet.

Tunggu, rasanya ada yang aneh . . . . .

Hello, Ina . . . !!! What are you doing ???

Bukannya tadi aku mau nonton DVD ? Kok aku malah berbaik hati dengan bocah kecil ini? Ditambah lagi aku memberi les internet malam-malam seperti ini! Kacau! Ternyata di pertarungan kedua aku masih saja kalah.

Tidak ayah tidak anak, keduanya sama-sama bergairah menjelajahi dunia maya di depan komputer. Si anak mencari wallpaper Naruto dan sang ayah mencari entah data apa untuk urusan dagang. Maklum, pengusaha. Padahal sudah hampir tengah malam tapi keduanya masih tampak segar bugar. Aku kalah untuk yang ketiga kalinya.

Ngomong-ngomong soal internet, pulsa kakakku di modem itu sisa berapa ya? Aku lupa menanyakannya. Kalau habis, bisa gawat. Bisa-bisa aku tidak jadi bikin wordpress.

Aaaargh . . .!!! Kenapa tadi aku tidak tidur saja?

Sepertinya Tuhan memberiku kesempatan untuk menang. Diam-diam kuputuskan sambungan ke internet itu. Walaupun I’am kembali mendekatiku dan merengek minta Naruto, aku punya cara tersendiri. Cara yang seharusnya dari awal aku lakukan. Wallpaper-wallpaper Naruto yang sudah kubrowsing itu sudah kuatur untuk masuk ke folderku. Kemudian wallpaper-wallpaper Naruto itu kupindahkan ke folder khusus animasi Naruto milikku. Lumayan, koleksi wallpaper Naruto milikku bertambah. Kuperliahatkan saja koleksi wallpaper Naruto milikku itu ketika I’am mulai merengek lagi.

Akhirnya tengah malam juga. Keponakan kecilku itu diajak tidur oleh kedua orang tuanya. Aku bisa menguasai komputer kembali. Karena sudah kalah berkali-kali aku jadi tidak punya nafsu lagi untuk nonton DVD. Sebelum aku lupa, aku memindahkan beberapa wallpaper Death Note yang kubrowsing beberapa waktu lalu ke folder animasi khusus Death Note milikku. Karena aku sedang tergila-gila dengan Death Note, jadi aku tak pernah bosan melihat-lihat koleksi wallpaper Death Note milikku itu. Saking asyiknya, aku tidak menyadari bahwa keponakan kecilku itu lepas dari pengawasan kedua orang tuanya untuk mengamati apa yang sedang kukerjakan.

“Da antu!”, teriak I’am histeris.

Inilah jadinya kalau anak kecil dibiarkan begadang. Berhalusinasi deh!

“Da antu!”, katanya lagi seraya menjauh dariku.

Keponakan kecilku itu tidak beranjak dari kursi tamu walaupun telah diajak berkali-kali oleh orang tuanya untuk tidur. Ia memeluk bantal kecil berbentuk hati milikku sambil terus mengucapkan kata ‘Da Antu’.

Omku mengerutkan keningnya sambil bertanya, “Di mana ada hantu?”

“Da antu! Da antu!”, jawab bocah kecil yang ketakutan itu.

Oh, berhalusinasi ada hantu ya?

Ya sudah, kumatikan saja komputernya agar keponakan kecilku itu mau tidur. Mungkin karena keponakan kecilku itu senang bermain denganku makanya ia tidak mau tidur kalau aku juga belum tidur.

Tanganku menggapai ke langit untuk mematikan lampu. Sekeliling tiba-tiba menjadi gelap. Tapi ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku.

RYUK!!!

Ya ampun, ternyata keponakan kecilku itu melihat wallpaper Ryuk! Pantas saja ia begitu ketakutan. Buktinya, aku bisa mendengar suara bocah kecil itu mengucapkan kata ‘ada hantu’ yang tidak lengkap dari kamarku.

Aku mulai memejamkan mataku. Seandainya aku tahu dari awal keponakan kecilku itu takut pada Ryuk, sudah dari awal pula kuperlihatkan wujud Ryuk yang menurutku keren itu. Ya kan, Ryuk?

Hello, I’m Ina

Desember 4, 2008 pukul 11:51 am | Ditulis dalam Uncategorized | Tinggalkan komentar

Hello, dunia !

Di sini ada makhluk yang namanya Nur Aina Hafizah.

Yupz, itulah nama yang diberikan orangtuaku untukku. Biasanya aku dipanggil Aina atau Ina. Terserah saja sih.

Aku lahir di Martapura, pada tanggal 22 Maret 1991. Jadi, usiaku sekarang 17 tahun. Masih muda kan? Hehehehe….. Alamatku di jalan Tanjung Rema Gg. Pelita Rt 9 Rw 3, Desa Tanjung Rema, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Sekarang sih aku masih sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Martapura. Kelas 3. Bentar lagi ujian nieh, do’akan aku lulus dengan nilai yang memuaskan ya? Lalu do’akan juga agar aku bisa kuliah. hehehe…..

Blog di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.